Sebuah Keterpaksaan

Untuk kesekian kalinya selama D! bekerja sebagai seorang pelayan di restoran masakan suku Sunda di Batam, D! 'kena' suruh tamu membelikan bir alias miras kalengan. Disuruh beli 4 kaleng. Sempat mengatakan sih ke si tamu bahwa di restoran ini tidak menjual bir kalengan yang dimaksud. Tapi D! disuruh si 'raja' membelinya di tempat laen yang menjual bir kalengan tersebut (gak perlu disebutin deh nama birnya, ntar dikira promosi bir.. Takut nambah dosa)


Sebenarnya D! sudah tahu kalo yang ngebeliin, yang bawain minuman keras tidak disukai oleh Allah. Tapi D! harus gimana.. D! mau bagaimana?? D! mau berbuat apa?? Apa D! harus menolak permintaan sang tamu?? Ahh.. Sesungguhnya D! gak mau lagi disuruh-suruh membelikan bir sama tamu.. Tapi, beginilah nasib pelayan restoran.. Selalu disuruh-suruh.. Dan tatkala D! dikasih sisa kembalian uang beli bir kalengan tadi sama si tamu, D! cuman memasukkan uang 'haram' itu ke dalam kotak shodaqoh dari Rumah Zakat yang dititipkan dan diletakkan di atas meja kasir restoran.
D! cuman bisa berharap, semoga Allah gak bakal kasih cobaan seperti ini kembali di kemudian hari : disuruh membelikan tamu minuman keras alias khamr




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hai.. Tulis special comment mu di dalam kotak !