Sore tadi ada 2 (dua) orang tamu restoran yang hendak makan masuk ke restoran tempat D! bekerja. Sepasang wanita dan pria dewasa. Seperti biasa, setelah tamu itu duduk di tempat pilihannya D! segera memberikan buku menu makanan dan mencatat pesanan mereka.
Ruang tamu memang terasa hangat dan mungkin karena tamu itu baru datang dari luar jadi berasa sedikit gerah, lalu tamu wanita menanyakan perihal hangatnya suhu ruangan. Karena 1 AC (air conditioner/ masak seh ga ngeh ma pendingin ruangan?) sudah menyala walau pancaran kesejukannya gak mampu mendinginkan ruang tamu, maka D! mengatakan bahwa AC padahal sudah menyala.
Mungkin sang tamu wanita ini kurang puas mendengar pengakuan D!, maka dia kembali menanyakan 1 AC lain (yang memang kekuatan pancaran kesejukannya lebih 'hebat' dari AC yang sudah D! sebutkan di atas) yang tidak dinyalakan. Sebenarnya AC yang 1 ini bisa dinyalakan, tetapi D! mencoba bersilat lidah bahwa AC yang dia maksud sedang tidak bisa dinyalakan karena dalam perbaikan. Ya sudah.. Tamu wanita ini pun tak banyak tanya lagi dan langsung memesan makanan yang diinginkannya. Setelah selesai meng-order mereka, D! langsung caw!, pergi menuju dapur dan panty untuk menyampaikan pesanan sang tamu. Namun, sebelumnya D! sempat mewanti-wanti Fitri (kawan sekerja D!) untuk tidak menyalakan AC 'paling hebat' itu kalau ada komplain ruangan gerah karena D! sudah kebablasan bilang ke tamu D! tadi bahwa AC itu gak bisa dinyalakan.
Mengapa D! rela bohong??? Mungkin itulah pertanyaan yang muncul di benak kamu saat ini..
Begini deh ceritanya..
Pesan big boss untuk pemakaian AC sebenarnya bila..
Namun, alangkah terperanjatnya D! ketika kembali ke ruang tamu D! dapati Aan (rekan sekerja D! juga) tengah mematikan AC 'culun, gak punya tenaga' itu dan menyalakan AC 'paling sejuk' yang sempat D! jadikan alasan kebohongan D! kepada tamu yang D! layani barusan. ASTAGA!!! Bukan main, malunya D! andai dicemooh tamu itu. Segera D! pamit pada Fitri untuk sholat Ashar sebentar karena waktu Ashar memang sudah lama masuk dan D! kebetulan gak bisa sholat tepat waktu.
Selesai sholat Ashar, selesai pula makanan pesanan tamu D! itu dibuat. Namun, karena gak tahan menanggung malu andai sudah berhadapan dengan 'korban' kebohongan D! tadi akhirnya D! menyerahkan nampan makanan kepada seorang waiter lain untuk mengantarkannya kepada sang tamu.
Ah... Alangkah celakanya D!.. Berkali-kali D! mengutuk kesalahan lidah D! sore ini. Sudah berbohong, namun akhirnya kebohongan itu 'dibongkar' oleh Allah SWT.. Ah... Ternyata bohong memang gak benar! Memang kejujuranlah sang pemenang.. Memang Kebohonganlah yang dibenci Allah.. Memang kejujuranlah yang disukai Allah.. Ahh.. Bohong memang tiada guna.. Malu pada 'korban' kebohongan kita, apalagi malu pada Allah yang Maha Penguasa dan Maha Berkehendak.. Apapun kehendakNYA maka terjadilah.. (Mungkin) Aku Kapok Bohong Lagi.. Amin..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hai.. Tulis special comment mu di dalam kotak !